Air Terjun Kedung Kayang
Obyek wisata ini terletak 3 Km dari obyek wisata Gardu Pandang Ketep Pass, searah menuju Kabupaten Boyolali. Dilatarbelakangi oleh Gunung Merapi, menjadikan obyek wisata ini sangat indah dan asri. Lokasi wisata yang sangat alamiah ini berada di lereng Gunung Merapi, dengan ketinggian air terjun mencapai 40 m, menjadikan obyek wisata ini tempat yang cocok untuk camping, outbond dan bersantai bersama keluarga dan teman – teman.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Desa Wonolelo Kec. Sawangan | Dewasa/Anak-anak Rp. 2.000 | Toilet, Terowongan, Tempat parkie | 600 m | Angkot, Bus, Ojek |
Arung Jeram
Merupakan wisata dengan menggunakan perahu karet, menelusuri Sungai Elo sepanjang 12 Km. Anda akan disuguhi pemandangan yang indah di sepanjang perjalanan. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang sudah mencoba wisata ini. Bila anda berminat, dapat menghubungi Bapak Arif Prasetyo, SH ( Kasie Obyek Wisata ) beserta staf, di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Magelang dengan No. 0293 – 788352.
Merupakan wisata dengan menggunakan perahu karet, menelusuri Sungai Elo sepanjang 12 Km. Anda akan disuguhi pemandangan yang indah di sepanjang perjalanan. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang sudah mencoba wisata ini. Bila anda berminat, dapat menghubungi Bapak Arif Prasetyo, SH ( Kasie Obyek Wisata ) beserta staf, di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Magelang dengan No. 0293 – 788352.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Desa Mendut Desa Blondo Kec. Mungkid dan Candirejo Kec. Borobudur | 1 Perahu karet berisi 7 orang termasuk Operator | Dayung, Pelampung, Perahu karet, Helm, Snack, Musholla, Pemandu, Basecamp, Gazebo, Kamar mandi, toilet | 1 Km | Angkot, Bus |
Air Terjun Curug Silawe
Lokasi wisata ini terletak di lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian 50 m. Berada di Desa Suropati Kec. Kajoran, Kab. Magelang. Wisatawan dapat menikmati sejuknya alam sekitar yang dikelilingi oleh hutan pinus. Fasilitas yang ada di sekitar lokasi antara lain tempat parkir, rumah makan dan toilet.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Desa Sutopati Kec. Kajoran | Dewasa Anak-anak : Rp. 2.000 | Tempat santai, toilet, Tempat parkir | 40 Km | Angkot, Bus, Ojek |
Telaga Bleder
Obyek wisata ini terletak di Desa Ngasinan, Kec. Grabag dan berada di lereng Gunung Andong. Telaga ini dikelilingi oleh pepohonan. Menjadikan telaga ini tempat berwisata yang asri dan nyaman.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Desa Ngasinan Kec. Grabag | Dewasa : Rp. 3.000 Anak-anak : Rp. 2.000 Asuransi : Rp. 200 | Kolam, Gazebo, Toilet, Parkir | 37 Km | Angkot, Bus, Ojek |
Treking Merapi Babadan
Lokasi obyek wisata ini berada di Desa Babadan Kec. Dukun. Berada di lereng Gunung Merapi dan berada di ketinggian 1.270 m dari permukaan laut. Terdapat pos pengamatan vulkanologi dan bungker. Selain itu, terdapat juga fasilitas home stay, gazebo dan rumah makan. Obyek wisata ini berjarak 15 Km dari Kec. Muntilan.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Desa Babadan Kec. Dukun | - | Musholla, Toilet, Bungker, Tempat parkir | 25 Km | Angkot, Bus, Ojek |
WISATA BUATANGardu Pandang Ketep ( Ketep Pass )
Obyek wisata ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 17 Oktober 2002. Obyek wisata ini terletak di Desa Ketep Kecamatan Sawangan Kab. Magelang dan berada pada ketinggian 1.200 m dari permukaan laut. Kawasan yang terletak pada jalur SSB ( Solo Selo Borobudur ) ini mempunyai suhu udara yang sangat dingin dan sejuk. Para wisatawan akan disuguhi pemandangan indah Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro serta pegunungan Menoreh. Terdapat gazebo untuk tempat bersantai, Volcano Theater dan Museum Volcano. Selain itu, para wisatawan juga dapat menikmati jagung bakar yang dijual disekitar kawasan tersebut. Terdapat pula penjual souvenir/cinderamata dan Penyewaan jasa teropong.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Desa Ketep Kec. Sawangan Telp. 0293-5579730 | Gardu Pandang : Rp. 2.000 Volcano Theater : Biasa : Rp. 4.000 Libur : Rp. 5.000 Museum : Rp. 3.000 Asuransi : Rp. 200 | Musholla, Toilet, Gazebo, Restoran, Parkir, Asuransi | 30 Km | Angkot, Bus, Ojek |
Taman Rekreasi Kalibening
Nama Kalibening berasal dari kata Kali dan Bening. Kali berarti Sungai dan Bening berarti jernih. Airnya yang selalu mengalir dan tidak berbau membuat obyek wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan. Baik untuk berenang maupun hanya sekedar bersantai bersama keluarga dan teman – teman. Disekitar obyek wisata juga banyak terdapat rumah makan dan penjual jajanan. Pada hari – hari besar, terdapat pertunjukan Orkes Melayu maupun Pentas Seni.
Nama Kalibening berasal dari kata Kali dan Bening. Kali berarti Sungai dan Bening berarti jernih. Airnya yang selalu mengalir dan tidak berbau membuat obyek wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan. Baik untuk berenang maupun hanya sekedar bersantai bersama keluarga dan teman – teman. Disekitar obyek wisata juga banyak terdapat rumah makan dan penjual jajanan. Pada hari – hari besar, terdapat pertunjukan Orkes Melayu maupun Pentas Seni.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Dsn. Kalibening Payaman Secang | Dewasa : Rp. 3.000 Anak-anak : Rp. 2.000 VIP : Rp. 4.000 Asuransi : Rp. 200 | Kolam renang dewasa dan anak-anak, Gazebo, Kolam ikan, Toilet, Lap. Tenis, Tempat bilas, Kantin, Tempat santai | 28 Km | Angkot, Bus |
Taman Rekreasi Mendut
Obyek wisata ini berada di pusat Kota Mungkid dan berjarak 1 Km dari Candi Borobudur. Fasilitas yang ada antara lain kolam renang dengan kedalaman 1 sampai 3 meter, taman yang dilengkapi dengan gazebo, lapangan tenis, kantin, toilet serta panggung hiburan yang juga untuk disewakan
Wisata sejarahCandi Borobudur
Candi yang merupakan salah satu tujuh keajaiban dunia ini dibangun oleh Raja Syailendra pada abad VIII masehi. Lokasi Candi Borobudur ada di Desa Borobudur, sekitar pegunungan Menoreh Kec. Borobudur Kab. Magelang. Kata Borobudur berasal dari Bara dan Budur. Bara/Vihara artinya komplek candi dan budur atau beduhur artinya diatas atau bukit. Jadi Borobudur bisa diartikan sebagai Komplek Candi yang berada di bukit. Tinggi bangunan candi adalah 15 m diatas bangunan sekitarnya. Candi ini merupakan Candi Budha. Tinggi bangunan candi mencapai 34,5 m. Bangunan candi merupakan tingkatan. Semakin keatas semakin kecil, mirip bangunan limas. Tingkat 1 sampai 6 berbentuk bujur sangkar dan tingkat 7 sampai 19 berbentuk lingkaran. Pada Candi Borobudur terdapat Arca Budha sebanyak 504 buah dan stupa 72 buah. Pada dinding candi terdapat relief yang berupa cerita dan hiasan. Jika dilihat dari atas, maka Candi Borobudur mengadopsi bentuk bunga lotus. Candi Borobudur merupakan obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Event tahunan terbesar adalah pada Hari Raya Tri Suci Waisak, dimana umat Budha berkumpul untuk memperingati hari kelahiran Sidharta Gautama dan penerimaan Wahyu. Peringatan ini diselenggarakan pada Bulan Mei.
Di sekitar taman candi banyak terdapat kios dan penjual berbagai macam souvenir. Mulai dari Kaus, patung, perak dan kerajinan kayu.
Di sekitar taman candi banyak terdapat kios dan penjual berbagai macam souvenir. Mulai dari Kaus, patung, perak dan kerajinan kayu.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Desa Borobudur Kec. Borobudur | Mancanegara : Dewasa : Rp. 99.000 Anak-anak : Rp. 54.000 Domestik : Dewasa : Rp. 9.000 Anak-anak : Rp. 5.000 | Musholla, Toilet, Museum, Atraksi Gajah, Kereta, Parkir, Asuransi | 3 Km | Bus, Mobil, Motor, Andong, Ojek |
Candi Mendut
Candi Mendut merupakan Candi Budha, berjarak 3 Km dari Candi Borobudur menuju ke arah Yogyakarta. Candi ini berbentuk limas pada bagian atapnya dan mempunyai beberapa stupa kecil dibagian atasnya. Di dalam Candi terdapat 2 buah Arca Budha. Di sekitar Candi Mendut terdapat Komplek Asrama para Bhiksu. Fasilitas yang ada antara lain tempat parkir dan toilet. Serta beberapa kios penjual
Candi Mendut merupakan Candi Budha, berjarak 3 Km dari Candi Borobudur menuju ke arah Yogyakarta. Candi ini berbentuk limas pada bagian atapnya dan mempunyai beberapa stupa kecil dibagian atasnya. Di dalam Candi terdapat 2 buah Arca Budha. Di sekitar Candi Mendut terdapat Komplek Asrama para Bhiksu. Fasilitas yang ada antara lain tempat parkir dan toilet. Serta beberapa kios penjual
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Desa Mendut Kec. Mungkid | Mancanegara : Rp. 3.000Domestik : Rp. 1.500 | Tempat bersantai, Toilet, Parkir | 600 m | Andong, Bus, Ojek |
souvenir.
Pemandian Air Hangat Candi Umbul
Obyek wisata ini berada di Dusun Candi Umbul, Desa Kartoharjo Kec. Grabag Kab. Magelang dan merupakan peninggalan Dinasti Syailendra. Awalnya pada temoat ini di temukan Candi yang di sekitarnya terdapat kolam air panas, serta beberapa temuan peninggalan sejarah berupa 2 Arca Durga, 2 Arca Ganesha dan 1 Arca Siwaguru. Dua kolam yang ada masing – masing berukuran 8.50 m x 7.0 m berada di sebelah Barat Laut. Sedangkan di sampingnya berukuran 7.15 m x 12.50 m. Masing – masing berkedalaman 1 m. Terdapat pula ruang berendam. Pada hari besar biasanya terdapat pertunjukan musik.
Pemandian Air Hangat Candi Umbul
Obyek wisata ini berada di Dusun Candi Umbul, Desa Kartoharjo Kec. Grabag Kab. Magelang dan merupakan peninggalan Dinasti Syailendra. Awalnya pada temoat ini di temukan Candi yang di sekitarnya terdapat kolam air panas, serta beberapa temuan peninggalan sejarah berupa 2 Arca Durga, 2 Arca Ganesha dan 1 Arca Siwaguru. Dua kolam yang ada masing – masing berukuran 8.50 m x 7.0 m berada di sebelah Barat Laut. Sedangkan di sampingnya berukuran 7.15 m x 12.50 m. Masing – masing berkedalaman 1 m. Terdapat pula ruang berendam. Pada hari besar biasanya terdapat pertunjukan musik.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Dsn.Candi Umbul Ds.Kartoharjo Kec. Grabag | Dewasa : Rp. 3.000 Anak-anak : Rp. 2.000 | Toilet, Ruang rendam, Kolam renang air hangat | 35 Km | Angkot, Bus, Ojek |
WISATA RELIGIUSMakam Kyai Raden Santri
Obyek wisata ini berada di Desa Gunungpring Kec. Muntilan. Disebut Gunungpring karena tempat tersebut berada di bukit dan banyak terdapat pohon bambu ( pring ). Kyai Raden Santri atau Kanjeng Gusti Paangeran Singosari adalah salah satu putra Kyai Ageng Pemanahan, yang merupakan keturunan Prabu Brawijaya. Saudara sekandungnya adalah Raden Sutowijoyo ( Panembahan Senopati, Raja Mataram I Th. 1588 – 1591 ) dan Pangeran Gagak Bening ( Adipati Pajang, Th. 1588 – 1591 ). Menjelang berdirinya Kerajaan Mataram, Kyai Raden Santri pernah menjadi Senopati perang, untuk menaklukkan Kadipaten Kadipaten yang mbalelo. Namun setelah berhasil, beliau memilih untuk menyebarkan Agama Islam dan menetap di Dusun Santren. Beliau sering menyepi untuk Mujahadah dan Taqorubban Illalah di bukit gunungpring. Pada saat beliau hendak pulang ke dusun santren, terjadi banjir besar di sungai. Kemudian beliau berkata, ” air berhentilah kamu, aku hendak lewat”. Maka berhentilah air tersebut dan mengeras menjadi batu cadas yang menonjol. Sehingga akhirnya sampai sekarang disebut Watu Congol ( batu yang menonjol ).
Fasilitas yang ada disekitar obyek wisata ini antara lain musholla, wartel, tempat parkir, rumah makan dan kios souvenir.
Obyek wisata ini berada di Desa Gunungpring Kec. Muntilan. Disebut Gunungpring karena tempat tersebut berada di bukit dan banyak terdapat pohon bambu ( pring ). Kyai Raden Santri atau Kanjeng Gusti Paangeran Singosari adalah salah satu putra Kyai Ageng Pemanahan, yang merupakan keturunan Prabu Brawijaya. Saudara sekandungnya adalah Raden Sutowijoyo ( Panembahan Senopati, Raja Mataram I Th. 1588 – 1591 ) dan Pangeran Gagak Bening ( Adipati Pajang, Th. 1588 – 1591 ). Menjelang berdirinya Kerajaan Mataram, Kyai Raden Santri pernah menjadi Senopati perang, untuk menaklukkan Kadipaten Kadipaten yang mbalelo. Namun setelah berhasil, beliau memilih untuk menyebarkan Agama Islam dan menetap di Dusun Santren. Beliau sering menyepi untuk Mujahadah dan Taqorubban Illalah di bukit gunungpring. Pada saat beliau hendak pulang ke dusun santren, terjadi banjir besar di sungai. Kemudian beliau berkata, ” air berhentilah kamu, aku hendak lewat”. Maka berhentilah air tersebut dan mengeras menjadi batu cadas yang menonjol. Sehingga akhirnya sampai sekarang disebut Watu Congol ( batu yang menonjol ).
Fasilitas yang ada disekitar obyek wisata ini antara lain musholla, wartel, tempat parkir, rumah makan dan kios souvenir.
Rutinitas Ritual Keagamaan :
Sadranan
Merupakan bentuk sodaqoh dan do’a bersama
Haul Kyai Raden Santri dan Gus Jogorekso
Merupakan bentuk peringatan wafatnya Kyai Raden Santri dan Kyai Gus Jogorekso. Diisi oleh sema’an Al – Qur’an, Tahlil, Kirab Budaya dan diakhiri dengan pengajian oleh para ulama dan kyai.
Merupakan bentuk sodaqoh dan do’a bersama
Haul Kyai Raden Santri dan Gus Jogorekso
Merupakan bentuk peringatan wafatnya Kyai Raden Santri dan Kyai Gus Jogorekso. Diisi oleh sema’an Al – Qur’an, Tahlil, Kirab Budaya dan diakhiri dengan pengajian oleh para ulama dan kyai.
Lokasi | Tiket Masuk | Fasilitas | Jarak dari Kota Mungkid | Sarana Transportasi |
Desa Gunungpring Kec. Muntilan | 1 Rombongan Bus Besar : Rp. 8.000 1 Rombongan Bus Kecil : Rp. 5.000 1 Rombongan Taxi : Rp. 2.000 | Musholla, Wartel, Toilet, Tempat parkir | 10 Km | Angkot, Bus, Ojek, Andong |
SENI BUDAYAKubrosiswo
Bigaran, Sumberrejo BorobudurKesenian kubrosiswo merupakan kesenian tradisional berlatarbelakang penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa. Kubro berarti besar dan siswo berarti siswa atau murid. Kesenian ini ditampilkan secara massal, dengan tokoh Ki Garang Serang yang merupakan prajurit Pangeran Diponegoro, yang mengembara di daerah Pegunungan Menoreh untuk menyebarkan Agama Islam. Dalam pengembaraannya, beliau memasuki hutan lebat yang masih banyak di huni oleh binatang buas. Ketika hutan itu dibakar, terjadilah pertentangan antara Ki Garang Serang dengan sekelompok binatang buas. Tetapi karena kesaktiannya, maka para binatang buas dapat tunduk dan mengikuti perintah beliau. Selain menyebarkan Agama Islam, beliau juga berjuang mengusir penjajah. Kesenian ini diiringi dengan bende, 3 buah dodok dan beduk.
Dayakan
Kurahan, Borobudur
Kesenian dayakan merupakan karya cipta masyarakat. Semula kesenian ini hanya digunakan ketika akan memasang kubah masjid. Dimana kubah tersebut dikirab keliling desa diikuti oleh sekelompok lutung dengan tabuhan yang sederhana. Perkembangan selanjutnya lebih mengarah kepada kostum, yang terinspirasi dari film – film indian. Sedangkan musik yang digunakan bernuansa islami, sehingga kesenian ini juga digunakan sebagai sarana penyebaran Agama Islam. Kesenian ini diiringi dengan 3 bendi dan 1 dodok atau bedok.
Kuda Lumping
Marongan Sukomakmur, KajoranKesenian kuda lumping ini menceritakan Prabu Klono Suwandono dan Panji. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat ini mulanya digunakan sebagai sarana penyembuhan, nadar atau syukuran. Kesenian ini banyak berkembang di daerah lereng Gunung Sumbing. Kesenian yang dilakukan secara massal ini diiringi seperangkat Gamelan Slendro dan pelok.
Kuda Lumping Romo Turonggo
Gopakan WindusariKesenian kuda lumping yang sangat digemari oleh masyarakat Windusari ini memiliki ciri khusus, terutama pada tokoh barong dalam permusuhannya dengan Prabu Klono Suwandono. Gerak tarinya yang ritmis dan dinamis, terutama pada gerak tari prajuritan. Kesenian kuda lumping ini juga diiringi oleh seperangkat Gamelan Slendro, pelok serta angklung.
Warokan
Sorobayan, GrabagKesenian ini banyak dilakukan oleh anak – anak usia SD dan SMP. Menceritakan tentang perjalanan Warok Seco Darmo dan Suro Menggolo, yang mengadakan adu kesaktian antara prajurit pendukungnya. Kesenian ini mengekspresikan sikap berwibawa. Kesenian ini diiringi oleh seperangkat Gamelan Slendro, bende dan beduk
Bigaran, Sumberrejo BorobudurKesenian kubrosiswo merupakan kesenian tradisional berlatarbelakang penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa. Kubro berarti besar dan siswo berarti siswa atau murid. Kesenian ini ditampilkan secara massal, dengan tokoh Ki Garang Serang yang merupakan prajurit Pangeran Diponegoro, yang mengembara di daerah Pegunungan Menoreh untuk menyebarkan Agama Islam. Dalam pengembaraannya, beliau memasuki hutan lebat yang masih banyak di huni oleh binatang buas. Ketika hutan itu dibakar, terjadilah pertentangan antara Ki Garang Serang dengan sekelompok binatang buas. Tetapi karena kesaktiannya, maka para binatang buas dapat tunduk dan mengikuti perintah beliau. Selain menyebarkan Agama Islam, beliau juga berjuang mengusir penjajah. Kesenian ini diiringi dengan bende, 3 buah dodok dan beduk.
Dayakan
Kurahan, Borobudur
Kesenian dayakan merupakan karya cipta masyarakat. Semula kesenian ini hanya digunakan ketika akan memasang kubah masjid. Dimana kubah tersebut dikirab keliling desa diikuti oleh sekelompok lutung dengan tabuhan yang sederhana. Perkembangan selanjutnya lebih mengarah kepada kostum, yang terinspirasi dari film – film indian. Sedangkan musik yang digunakan bernuansa islami, sehingga kesenian ini juga digunakan sebagai sarana penyebaran Agama Islam. Kesenian ini diiringi dengan 3 bendi dan 1 dodok atau bedok.
Kuda Lumping
Marongan Sukomakmur, KajoranKesenian kuda lumping ini menceritakan Prabu Klono Suwandono dan Panji. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat ini mulanya digunakan sebagai sarana penyembuhan, nadar atau syukuran. Kesenian ini banyak berkembang di daerah lereng Gunung Sumbing. Kesenian yang dilakukan secara massal ini diiringi seperangkat Gamelan Slendro dan pelok.
Kuda Lumping Romo Turonggo
Gopakan WindusariKesenian kuda lumping yang sangat digemari oleh masyarakat Windusari ini memiliki ciri khusus, terutama pada tokoh barong dalam permusuhannya dengan Prabu Klono Suwandono. Gerak tarinya yang ritmis dan dinamis, terutama pada gerak tari prajuritan. Kesenian kuda lumping ini juga diiringi oleh seperangkat Gamelan Slendro, pelok serta angklung.
Warokan
Sorobayan, GrabagKesenian ini banyak dilakukan oleh anak – anak usia SD dan SMP. Menceritakan tentang perjalanan Warok Seco Darmo dan Suro Menggolo, yang mengadakan adu kesaktian antara prajurit pendukungnya. Kesenian ini mengekspresikan sikap berwibawa. Kesenian ini diiringi oleh seperangkat Gamelan Slendro, bende dan beduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar