Menurutnya, Twitter adalah sebuah reinkarnasi media lama dan Facebook adalah media cetak yang semakin meredup. Twitter bakal mampu bertahan hingga 20 tahun ke depan. Dan Facebook lambat laun akan tenggelam serta cenderung mati dengan sendirinya.
Rocco Pendola beragumen jika Facebook terus berupaya dan berupaya memercantik situs, layanan, serta produknya agar tetap berkilau di mata pengguna. Ini tidak berlaku bagi Twitter. Microblogging Jack Dorsey ini telah mencandu meski tanpa ‘polesan kosmetik’.
“Twitter tidak pernah mati gaya. Ia tak perlu berevolusi atau pun butuh ‘kosmetik’. Konten Twiter memiliki ‘bahan bakar’ yang selalu berubah,” ungkap Rocco Pendola, dalam tulisannya yang dimuat di Forbes, Rabu (29/08/12).
Rocco Pendola mencermati segi konten yang dihantarkan Twitter. Menurutnya, Twitter adalah media yang tepat untuk mendapatkan konten yang cepat (breaking news) baik dari seluruh dunia, maupun dari lingkungan sekitar pengguna.
Twitter memang terbatas. Hanya 140 karakter. Jumlah ini bahkan lebih sedikit dari karakter SMS (160). Namun justru hal tersebut yang menjadi keunggulannya. Pengguna bisa berbicara dengan cerdas dan tepat. Justru aplikasi pihak ketiga (TwitLongger) yang merusak keasyikan Twitter.
“Ketika saya menklaim Facebook akan mati, aku bicara 5, 10, 15, mungkin 20 tahun dari sekarang. Dalam dunia kita itu abadi. Twitter adalah media yang diimpikan jaringan televisi, media yang instan dan relevan serta digandrungi anak muda,” jelas Rocco Pendola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar